ANALISA PROPOSAL USAHA SOUVENIR PIN (GUSJIGANG) DENGAN BUKU PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN

ANALISA PROPOSAL USAHA SOUVENIR PIN (GUSJIGANG) DENGAN BUKU PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen pengampu : Dr. Drs. Sukirman, S.pd, S.H, MM.


Disusun oleh :
M. Naqi Syaroful Anam
201511314
4 D Manajemen

 



FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalahini dengan baik.
          Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewirausahaan di Universitas Muria Kudus Jurusan Manajemen.
          Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang berjudul Analisa Proposal Usaha Souvenir PIN "GusJiGang" Dengan Buku Pedoman Kewirausahaan.
          Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan serta memerlukan tenaga yang extra yang penulis temukan dalam menyusun makalah ini.
          Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.


Kudus, 11 April 2017





Penulis







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................      i
KATA PENGANTAR......................................................................................................      ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................      iii
RINGKASAN..................................................................................................................      iv
ABSTRAK........................................................................................................................      v
BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................................      1
A.    Latar Belakang......................................................................................................      1
B.     Permasalahan.........................................................................................................      1
C.     Tujuan....................................................................................................................      2
BAB II: LANDASAN TEORI.........................................................................................      3
A.    Wirausahawan.......................................................................................................      3
1.    Pengertian Wirausaha.......................................................................................      3
2.    Risiko Dan Karakteristik..................................................................................      4
3.    Mengatasi Tekanan...........................................................................................      6
B.     Jiwa Kewirausaha..................................................................................................      7
1.    Pelaku Usaha....................................................................................................      7
2.    Ideologi Wirausaha...........................................................................................      8
3.    Jati Diri Wirausaha...........................................................................................      8
4.    Sikap Karir........................................................................................................      9
5.    Sikap Mental.....................................................................................................      10
6.    Perilaku Positif.................................................................................................      11
C.     Risiko Usaha.........................................................................................................      13
1.    Kondisi Berisiko...............................................................................................      13
2.    Keputusan Risiko..............................................................................................      13
3.    Kembangkan Ide..............................................................................................      14
4.    Melaksanakan Perubahan.................................................................................      15
5.    Evaluasi Risiko.................................................................................................      16
6.    Pengambilan Risiko..........................................................................................      16
BAB III: ANALISA USAHA..........................................................................................      20
BAB IV: PENUTUP.........................................................................................................      23
A.    Kesimpulan............................................................................................................      23
B.     Saran......................................................................................................................      23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................      24
LAMPIRAN GAMBAR..................................................................................................      25
A.    Gambar Lokasi......................................................................................................      25
B.     Gambar Brousur....................................................................................................      25

RINGKASAN


            Konsep usahawan merupakan sesorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Sedangkan arti dari wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan dalam usaha. Seorang entrepeneur mempunyai risiko dan karakteristik yang berbeda-beda, namun sifat dasar yang dimiliki oleh seorang entrepeneur adalah keja keras, memiliki motivasi tinggi, memiliki jaringan network yang luas, mampu berinovasi dan keinginan untuk bertambah serta berani mengambil risiko. Selain itu, seorang wirausaha harus mampu meminimalisir dan mengatasi tekanan yang ada dalam proses bisnisnya. Pelaku usaha atau pewirausaha juga harus mempunyai jiwa yang kuat sehingga dapat menjalankan bisnisnya dengan benar dan baik. seorang wirausaha juga harus mempunyai ideologi yang kuat, dengan demikian seorang wirausaha dapat mempertanggung jawabkan atas apa yang di lakukan sehingga usaha berjalan dengan sempurna. Seorang wirausaha harus mempunyai sebuah jadi diri yang membedakan dirinya dan usahanya dengan usaha yang lain. Perilaku wirausaha dan sikap usaha juga akan menentukan keberlangsungnya usaha. Wirausaha suka mengambil resiko realistik karena ingin berhasil mendapatkan kepuasan dalam melaksanakan tugasnya, tetapi dengan keterampilan yang dimiliki sehingga resiko dapat terhindarkan. Semakin besar usaha nya maka semakin besar juga risiko-risiko yang harus dilampui seorang wirausaha, selain itu juga harus berani mengambil keputusan dan risiko serta mampu dalam menyelesaikan risiko yang ada, dengan mengembangkan ide-ide yang berinovasi dan kreatif. Dalam mengambil keputusuan pasti ada perubahan, hal itu bertujuan agar permasalahan yang ada dapat terpecahkan atau terselesaikan. Evaluasi resiko juga sangat perlu di lakukan dengan baik untuk mengidentifikasi masalah dan tingkat resiko yang ada dan cara melakukannya.




ABSTRAK
ANALISA PROPOSAL USAHA SOUVENIR PIN (GUSJIGANG) DENGAN BUKU PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN

            Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana usaha souvenir pin (gusjigang) dengan buku pedoman kewirausahaan.
Dari analisis dapat menunjukan bahwa  konsep usaha souvenir pin yang sudah sesuai dengan teori pengertian dan penjabaran dari konsep wirausahawan yang menyatakan bahwa entrepreneur adalah sesorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis usaha, yang hasilnya akan meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur ialah sesorang yang berinovasi tinggi dan berani beresiko apapun yang dihadapi. Dan ideologi, jati diri, sikap karir, juga memiliki motivasi kerja yang baik, jaringan kerja (network) yang baik, banyak perubahan dan keinginan bertumbuh dan berkembang, serta mampu mengambil resiko dan juga meminimalisir terjadinya tekanan dalam berwirausaha.
Usaha souvenir pin (gusjigang) masih adaresiko seperti faktor kompetitif dan juga masalah permodalan.Namun dari resiko tersebut pemilik mengatasinya dengan melakukan diversifikasi produk, menempatkan lokasi yang strategis, pelayanan, kualitas produk dan pendistribusian produk dengan sangat baik kepada para konsumen

Kata Kunci    : Entrepreneur, Resiko







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang rendah. Hal ini di pengaruhi berbagai hal, diantaranya masalah dana pembangunan yang tinggi, belum lagi faktor sosial budaya bangsa Indonesia yang belum begitu baik. Tingkat pendapatan masyarakat yang belum mencerminkan tingkat pemerataan yang nyata.
     Kini yang menjadi masalah ialah bagaimana bangsa dan negara kita ini mampu menaikkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menciptakan peluang usaha dan mendorong munculnya jiwa wirausaha pada masyarakat Indonesia tentunya. Sebab, para wirausahawan inilah yang bakal menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat indonesia yang membutuhkan agar bisa bekerja sehingga terciptaanya pemerataan tenaga kerja.
     Pin saat ini telah menjadi alternatif name-tag yang stylish. Pengguna pin sangat beramagam, sebagian besar digunakan sebagai penanda keanggotaan suatu kelompok atau organisasi. Sangat ekslusif dan berkesan jika di buat sebagai souvenir untuk klien, pengganti nam-tag pada saat event-event khusus, sebagian lagi sebagai aksesoris menarik untuk dikoleksi dan dimiliki. Saya sebagai penulis dan juga pendiri usaha ini akan mencoba menganalisis proposal yang sudah saya buat.

B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha ?
2.    Bagaimana jiwa dan jati diri seorang wirausaha ?
3.    Bagaimana analisis teori kewirausahaan dengan rencana proposal Souvenir Pin Gusjigang ?
4.    Bagaimana strategi Souvenir Pin Gusjigang dalam menghadapi resiko usaha ?



C.    Tujuan
1.    Memahami dan mengetahui teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha.
2.    Memahami dan mengetahui jiwa dan jati diri seorang wirausaha.
3.    Mengetahui bagaimana analisis teori kewirausahaan dengan rencana proposal Souvenir Pin Gusjigang.
4.    Mengetahui bagaimana strategi Souvenir Pin Gusjigang dalam menghadapi resiko usahanya.


























BAB II
LANDASAN TEORI

A.    WIRAUSAHAWAN

1.      Pengertian Wirausaha
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang berarti mengambil pekerjaan ( to undertake ). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai berikut: The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying significant oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik yaitu:
1.        Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.        Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3.        Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4.        Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
2.      Risiko dan Karateristik
Landau ( 1982) mengusulkan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut sebagai berikut :
Gambler
Entrepreneur
Consolidator
Dreamer


                       
Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah.  Consolidator adalah entrepreneur yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu :
1.         Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2.         Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.         Entrepreneur selalu menjadi penemu  / pencipta sesuatu.
4.         Entrepreneur adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
5.         Entrepreneur harus memenuhi  the profile
6.         Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.         Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8.         Ketidaktahuan merupakan kebahagian bagi entrepreneur
9.         Entrepreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10.     Entrepreneur adalah sangat pengambil risiko.
Karateristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa resiko dan inovasi. Kao ( 1991 ) menyeutkan ada 11 karateristik entrepreneur yaitu :
1.         Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.         Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.         Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
4.         Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
5.         Pemecah persoalan secara terus menerus,
6.         Memiliki realisme dan dapat bercengkrama ( humor )
7.         Selalu mencari dan menggunakan umpan balik ( feedback)
8.         Selalu berfokus pada internal.
9.         Menghitung dan mencari resiko.
10.     Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.     Memiliki integitas dan reliabilitas.
Sukardi ( 1991 ) menemukan ada 9 karateristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1.         Sifat instrumental
2.         Sifat prestasi
3.         Sifat keluwesan bergaul
4.         Sifat kerja keras
5.         Sifat keyakinan diri
6.         Sifat pengambil resiko
7.         Sifat swakendali
8.         Sifat kemandirian
Berdasarkan karateristik entrepreneur yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan ( stress ) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert ( 1983 ) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari 4 penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia ( pegawai ), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
3.      Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan enterpreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1.         Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
2.         Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.         Berkomunikasi dengan pekerja : enterpreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam menghadapi persoalan.
4.         Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.         Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang enterpreneur termasuk stress yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.





B.     JIWA KEWIRAUSAHA

1.      Pelaku Usaha
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
          Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis
Berorientasi pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik, dan inisiatif
Pengambil risiko.
Mampu mengambil resiko. suka tantangan
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berotientasi ke masa depan.
Pandangan kedepan, perseptif.
         
     Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.
2.    Ideologi Wirausaha
      Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata lelah.
      Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
      Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempuna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
3.    Jati diri Wirausaha
      Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda-beda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
      Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
      Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
4.    Sikap Karir
      Pelaku bisnis mempunyai kemampuan tertentu  yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan  sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.      Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan  tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tersebut.
4.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.      Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.      Berorientasi pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada sukses masa depan.
7.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan  kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai  banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
11.  Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
12.  Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
13.  Mengampil kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14.  Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
5.      Sikap Mental
      Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1.        Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2.        Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.        Sebagai manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan Imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berfikir  yang besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.        Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, selalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimismedan suasan yang santai.
5.        pikiran harus terorganisasi dengan baik dan amampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
6.      Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.      Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.      Pilih sasaran positif dalam bekerja.
3.      Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.      Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.      Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
7.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9.      Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10.  Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling memungkinkan terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.










C.    BAB III RISIKO USAHA

1.      Kondisi Berisiko
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar ytetapi dapat dicapai.
2.      Keputusan Risiko
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudakan bakat dan kemampuan.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang di capai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan semakin buruk, dan pemasalahan  semakin sukar dipecahkan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan, dan pengalaman diri sendiri.
3.      Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide paling produktif.
Semua orang kreatif,jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi:
1.         Utarakan ide kepada istri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.         Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkkan ide kepada perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil, sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.         Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.





4.      Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.      Keyakinan diri,
2.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan,
3.      Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan,
4.      Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapau tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.

5.      Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut ini:
1.      Apakah risiko sepadan dengan hasil?
2.      Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3.      Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
4.      Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5.      Mengapa risiko ini penting?
6.      Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7.      Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8.      Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
9.      Persiapan-persiapan apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
10.  Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai?
11.  Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dapat mengakibatkan kegagalan.
6.      Pengambilan Risiko
Perilaku mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, daripada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko:
1.      Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah sebagai berikut:
a.       Tetap pada tingkat permintaan sekarang,
b.      Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan,
c.       Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan,
d.      Mensubkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas yang baik, cadangan kas kuatm atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalkan saja produk atau jasa bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.      Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survey berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4.      Kumpulkan Alternatif
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis sebagai berikut:
a.       Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.      Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
c.       Dapatkah peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.      Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.      Minimkan Risiko
Menentukan langkah yang berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.       Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan,
b.      Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan),
c.       Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan,
d.      Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6.      Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susunan sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
















BAB III
ANALISA USAHA
           
 Usaha souvenir pin ini pada dasarnya adalah jasa pembuatan pin dan id cart yang kreatif dan imajinatif, dengan konsep yaitu mengutamakan kepuasan terhadap permintaan pelanggan atau konsumen dan sudah menggunakan teknologi komputer. sehingga bisa mendesain sesuka permintaan konsumen dan dengan hasil yang berkualitas dan modern. Tetapi melihat potensi atau peluang yang ada usaha souvenir masih terbuka luas, hal tersebut dikarenakan harganya yang relatif murah dan mudahnya didalam memasarkan produk tersebut, karena pada dasarnya konsumen membeli souvenir dengan jumlah yang banyak. Selain itu, usaha souvenir pin ini cara pembuatanya sangatlah mudah dan setiap orang pun dirasa mampu membuat pin tersebut jika tersedia alat-alat untuk pembuatan pin seperti mesin press pin. Usaha ini merupakan sebuah wadah kreativitas atau lapangan pekerjaan bagi mahasiswa yang ingin menggeluti usaha di bidang pembuatan pin dan id cart ini, dengan demikian kualifikasi keterampilan dan pendidikan yang harus dimiliki diantara nya mampu mengoprasikan sofware komputer, serta menerapkan job descriptions dalam membagi tanggung jawab atas apa yang dilakukan karyawan.
Dari rangkuman singkat konsep usaha souvenir pin yang sudah sesuai dengan teori pengertian dan penjabaran dari konsep wirausahawan yang menyatakan bahwa entrepreneur adalah sesorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis usaha, yang hasilnya akan meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur ialah sesorang yang berinovasi tinggi dan berani beresiko apapun yang dihadapi. Dan juga memiliki motivasi kerja yang baik, jaringan kerja (network) yang baik, banyak perubahan dan keinginan bertumbuh dan berkembang, serta mampu mengambil resiko dan juga meminimalisir terjadinya tekanan dalam berwirausaha.
Di usaha souvenir pin gusjigang ini juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang tertera dalam landasan teori di atas. Souvenir pin gusjigang ini sangat percaya diri dalam mengembangkan usahanya walaupun masih banyak kendala seperti faktor kompetitif dan juga masalah permodalan yang tertera di tabel, namun dari resiko tersebut pemilik mengatasinya dengan melakukan diversifikasi produk, menempatkan lokasi yang strategis, pelayanan, kualitas produk dan pendistribusian produk dengan sangat baik kepada para konsumen. Serta berorientasi pada sebuah komitmen yaitu proses dan hasil, dengan demikian tingkat kepuasan dalam permintaan merupakan kunci keberhasilan usaha tersebut. Dan juga dalam pengembangan souvenir pin gusjigang ini melakukan segmentasi, targeting dan rencana pemasaran dan promosi dengan melalui brousur, media sosial, serta promosi langsung. Hal itu menggambarkan bahwa Souvenir Pin Gusjigang telah siap dengan perkembangan usahanya.
Dalam menganisila resiko usaha dapat menggunakan SWOT untuk mengetahui apa yang menjadi faktor Strenghts, Weakness, Oportunities, Threats. Berikut analisis SWOT pada usaha Souvenir Pin Gusjigang.
1)      Kekuatan (Strenghts)
Suatu keunggulan di souvenir pin gusjigang sebagai berikut.
Ø  Harga terjamin lebih murah dibanding dengan para pesaing yang ada dan mudah terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
Ø  Produk yang dibuat berkualitas dan jauh lebih awet
Ø  Memiliki berbagai jenis pin dan inovative
2)      Kelemahan (Weakness)
Keterbatasan yang terdapat pada usaha souvenir pin gusjigang dan masih menjadi kelemahan adalah sebagai berikut.
Ø  Kelemahan usaha ini yaitu terletak pada molding press pin, untuk membuat pin dengan ukuran maupun variasi baru pemilik usaha harus membeli molding yang baru pula.
3)      Peluang (Oportunities)
Situasi yang menguntungkan pada usaha souvenir pin gusjigang sebagai berikut.
Ø  Proses pembuatan pin sangatlah mudah
Ø  Usaha ini tergolong murah tetapi memiliki keuntungan yang lebih
Ø  Bahan baku pembuatan pin mudah didapatkan
4)      Ancaman (Threats)
Terdapat ancaman yang tidak menguntungkan pada usaha souvenir pin gusjigang ialah sebagai berikut.
Ø  Munculnya para pesaing baru, dikarenakan omset yang sangat menggiurkan dan mudahnya didalam membuat serta mendirikan usaha souvenir tersebut


Setelah di analisa SWOT di atas, kita dapat mengidentifikasi apa yang menjadi keunggulan apa yang menjadi kelemahan yang di alami souvenir pin gusjigang. Dari kelemahan tersebut kita dapat mengetahui dan mengevaluasi apa resiko yang akan di hadapi oleh seorang pewirausaha tersebut. Sehingga pengusaha bisa meminimalisir resiko-resiko yang ada demikian. Pengusaha bisa mencoba menutupi atau memperbaiki dengan memperkuat keunggulan produk dan peluang yang dimilikinya.
Tentunya souvenir gusjigang sudah menerapkan analisis risiko usaha dalam pelaksanaan wirausahanya, hal itu di buktikan dengan analisis SWOT yang telah tertuang diatas. Serta dengan dilakukannya evaluasi setiap terjadi kesalahan pada saat produksi dan setiap 2 minggu sekali. Evaluasi ini berfungsi sebagai pemecah permasalahan yang terjadi dan memperbaikinya. Sehingga kinerja kedepan konsep dari pedoman wirausaha itu sendiri dapat terealisasi dengan benar dan baik sebagai mestinya.





















BAB IV
                                                                  PENUTUP      

A.    Kesimpulan
            Entreprenuer adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan resiko yang dihadapi atau yang dibawanya juga tinggi. Entrepenuer harus memiliki motivasi kerja yang tinggi, mempunyai jaringan network, inovasi serta mengambil resiko. Mengantisipasi tekanan entreprenuer harus bisa berhasil supaya dapat mencapai tujuan yang bisa berhasil dan juga meminimalisir resiko dalam usaha. Souvenir Pin gusjigang sudah menerapkan beberapa teori jiwa wirausaha yang tertera di landasan teori diatas. Setiap usaha pastinya akan mengalami pasang surut profit, hal itu menjadi kendala yang mutlak bagi seorang wirausaha, maka jangan menyerah atau kapok pada situasi tersebut, tetap bersabar dan berjalan sesuai konsep yang telah dijalankan. Menggunakan ide-ide yang bagus dan berkreatif serta inovatif guna menghadapi resiko untuk meminimalisir kekurangan maupun kesalahan dan melakukan perubahan agar lebih baik lagi. Sehingga kedepan nya menjadi perusahaan yang kuat, solit dan tangguh dalam berwirausaha.

B.       Saran
       Setelah kita mengetahui bagaimana melakukan usaha, kita harus berkomitmen pada konsep dan mengutamakan pedoman tersebut dalam berwirausaha, supaya kita menjadi tahu bagaimana meminimalisir resiko dalam berwirausaha.








DAFTAR PUSTAKA

Kuratko, Donald F. And Richard M. Hodgetts. 2011. Entrepreneurship: A Comtemporary Approach, 5 eds., South Western, Australia
Sukardi, Imam Santoso. 1991. Intervensi Terencana Faktor-Faktor Lingkungan terhadap pembentukan sifat-sifat Antreprenuer (Entreprenuer Traits), Disertai Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.
Sukirman. 2014. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi). Edisi 7. Galaksi Nursindo: Semarang
Naqi, Muhammad S.A. 2017. Proposal Kewirausahaan Souvenir Pin (GusJiGang). Fakultas Ekonomi: Universitas Muria Kudus
Zimmerer, T W and N. M. Scarborough, 2015. Essential of Entreprenuership and Small Business Management; 4th, Pearson Prentice Hall, Singapore.












LAMPIRAN GAMBAR
A.   


Gambar Lokasi Usaha


B.    


Gambar Brousur